Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Beberapa pendapat tentang kepemimpinan :
1. Ordway Tead (1935)
Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang- orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan.
2. Refter (1941)
Kepemimpinan adalah sesuatu kemampuan untuk mengajak atau mengarahkan orang orang tanpa memakai pembawa atau kekuatan formal jabatan atau keadan luar .
3. G. L. Freeman atau E. K. Taylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi sehingga efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
4. Ralp M. Stogdill
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan- kegiatan sekelompok orang yang terorganisir dalam usaha mereka menepatkan tujuan dan mencapainya
5. Franklyn S. Haiman (1951)
Kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mengarahkan prilaku orang lain guna mencapai tujuan khusus.
6. Dubin (1951)
Kepemimpinan adalah menggunakan wewenang dan membuat keputusan- keputusan
7. Fred E. Tiedler (1967)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok untuk menentukan tujuan dan mencapainya.
8. Harold Koontz dan Cyrill O. Ddonnell (1976)
Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan- pekerjaan mereka dengan semangat keyakinan.
9. Keith Devis (1977)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan penuh semangat.
10. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1982)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam situasi tertentu .
Atas dasar itu dapatlah disimpulkan bahwa :
Kepemimpinan adalah : Rangkaian kegiatan penatan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
PENGERTIAN PEMIMPIN
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).
TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan
kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
Macam – Macam Gaya Kepemimpinan
Tanpa kita sadari bahwa sebetulnya kita masing-masing akan menjadi pemimpin, minimal akan menjadi pemimpin diri kita sendiri. Tapi sebetulnya ada bemacam gaya kepemimpinan menurut pakarnya:
1. Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, artinya sangat memaksakan kehendak kekuasaannya kepada bawahan.
2. Gaya kepemimpinan demokratis, artinya bersikap tengah antara memaksakakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan.
3. Gaya kepemimpinan laissez fasif, yakni sikap membebaskan bawahan; dan
4. Gaya kepemimpinan situasional, yakni suatu sikap yang lebih melihat situasi: kapan harus bersikap memaksa, kapan harus moderat, dan pada situasi apa pula pemimpin harus memberikan keleluasaan pada bawahan.
Nah sekarang kita lihat satu persatu ciri-ciri dari masing-masing gaya kepemimpinan tersebut:
Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Otoriter:
1) Tanpa musyawarah
2) Tidak mau menerima saran dari bawahan
3) Mementingkan diri sendiri dan kelompok
4) Selalu memerintah
5) Memberikan tugas mendadak
6) Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang)
7) Sikap keras terhadap bawahan
8) Setiap keputusannya tidak dapat dibantah
9) Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan
10) Hubungan dengan bawahan kurang serasi
11) Bertindak sewenang-wenang
12) Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan
13) Kurang mempercayai bawahan
14) Kurang mendorong semangat kerja bawahan
15) Kurang mawas diri
16) Selalu tertutup
17) Suka mengancam
18) Kurang menghiraukan usulan bawahan
19) Ada rasa bangga bila bawahannya takut
20) Tidak suka bawahan pandai dan berkembang
21) Kurang memiliki rasa kekeluargaan
22) Sering marah-marah
23) Senang sanjungan.
2. Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Demokratis:
1) Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah
2) Tenggang rasa
3) Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan
4) Selalu menerima kritik bawahan
5) Menciptakan suasana kekeluargaan
6) Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan
7) Komunikatif dengan bawahan
8) Partisipasif dengan bawahan
9) Tanggap terhadap situasi
10) Kurang mementingkan diri sendiri
11) Mawas diri
12) Tidak bersikap menggurui
13) Senang bawahan kreatif
14) Menerima usulan atau pendapat bawahan
15) Lapang dada
16) Terbuka
17) Mendorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik
18) Tidak sombong
19) Menghargai pendapat bawahan
20) Mau membirnbing bawahan
21) Mau bekerja sama dengan bawahan
22) Tidak mudah putus asa
23) Tujuannya dipahami bawahan
24) Percaya pada bawahan
25) Tidak berjarak dengan bawahan
26) Adil dan bijaksana
27) Suka rapat (musyawarah)
28) Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan
29) Pemaaf pada bawahan
30) Selalu mendahulukan hal-hal yang penting
3. Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe laissez fasif :
1) Pemimpin bersikap pasif
2) Semua tugas diberikan kepada bawahan
3) Tidak tegas
4) Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan bawahan
5) Percaya kepada bawahan
6) Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali
7) Mudah dibohongi bawahan
8) Kurang kreatif
9) Kurang mawas diri
10) Perencanaan dan tujuannya kurang jelas
11) Kurang memberikan dorongan pada bawahan
12) Banyak bawahan merasa dirinya sebagai orang yang berkuasa
13) Kurang punya rasa tanggung jawab
14) Kurang berwibawa
15) Menjunjung tinggi hak asasi
16) Menghargai pendapat bawahan (orang lain)
17) Kurang bermusyawarah
4. Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Situasional:
1) Supel atau luwes
2) Berwawasan luas
3) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
4) Mampu menggerakkan bawahan
5) Bersikap keras pada saat-saat tertentu
6) Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah
7) Mempunyai tujuan yang jelas
8) Bersikap terbuka bila menyangkut bawahan
9) Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan
10) Mengutamakan suasana kekeluargaan
11) Berkomunikasi dengan baik
12) Mengutamakan produktivitas kerja
13) Bertanggung jawab
14) Mau memberikan tanggung jawab pada bawahan
15) Memberi kesempatan pada bawahan untuk mengutarakan pendapat pada saat-saat tertentu
16) Melakukan atau mengutamakan pengawasan melekat
17) Mengetahui kelemahan dan kelebihan bawahan
18) Mengutamakan kepentingan bersama,
19) Bersikap tegas dalam situasi dan kondisi tertentu
20) Mau menerima saran dan kritik dari bawahan
Sumber :
http://kik59.tripod.com/KARYA.htm
http://organisasi.org/jenis_dan_macam_gaya_kepemimpinan_pemimpin_klasik_otoriter_demokratis_dan_bebas_manajemen_sumber_daya_manusia
http://www.rachmansyah.web.id/blog1.php/2009/06/16/gaya-kepemimpinan
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/gaya-kepemimpinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar